Kamis, 20 Juni 2013

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA (TRANSLASI MATA UANG ASING)



Dibawah ini contoh permodelan metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan pada anak perusahaan di Meksiko:
Dalam peso meksiko P1 = $0,13
Apabila peso mengalami depresiasi menjadi P1 = $0,10
Maka akan banyak kemungkinan yang akan terjadi. Berdasarkan pengamatan menunjukan bahwa metode translasi berbeda memberikan hasil akuntansi yang berbeda pula. Jika menggunakan metode kurs kini maka hasil yang diperoleh adalah kerugian sebesar $450 dan keuntungan sebesar $350 bila menggunakan metode moneter (non moneter).
Perbedaaan  ini cukup signifikan !!
Lalu bagaimana kita dapat menentukan model translasi mata uang asing yang baik?
Keadaan yang mendasari translasi mata uang asing sangat berbeda. Translasi dari mata uang yang stabil ke mata uang yang tidak stabil tidaklah sama dari mata uang yang tidak stabil ke mata uang yang stabil.
Translasi dilakukan dengan tujuan berbeda. Melakukan translais akun-akun anak perusahaan luar negeri dalam rangka konsolidasi akun-akun dengan perusahaan induk tidaklah sama dengan translasi perusahaan yang independent dengan maksud memenuhi kepentingan luar negeri.
Ada 3 pertanyann yang harus diperhatikan:
1.      Apakah menggunakan lebih dari 1 metode translasi diperbolehkan?
2.      Jika iya, metode mana yang dapat digunakan?
3.      Apa ada situasi dimana translasi tidak boleh dipergunakan?
Sejauh ini istilah kurs nilai tukar yang sering digunakan adalah metode kurs histori dan metode kini. Sedangkan kurs rata-rata digunakan dalam laporan L/R untuk pos beban.
Ada beberapa lternatif yang disarankan:
1.      Kurs pembayar deviden
2.      Kurs pasar bebas
3.      Kurs penalti
Kurs pasar bebas lebih disukai dengan pengecualian apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus yaitu apabila beberapa jenis dana secara pasti dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing yang berlaku. Maka kurs tersebut yang harus digunakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar