Dibawah
ini contoh permodelan metode translasi mata uang asing terhadap laporan
keuangan pada anak perusahaan di Meksiko:
Dalam
peso meksiko P1 = $0,13
Apabila
peso mengalami depresiasi menjadi P1 = $0,10
Maka
akan banyak kemungkinan yang akan terjadi. Berdasarkan pengamatan menunjukan
bahwa metode translasi berbeda memberikan hasil akuntansi yang berbeda pula. Jika
menggunakan metode kurs kini maka hasil yang diperoleh adalah kerugian sebesar
$450 dan keuntungan sebesar $350 bila menggunakan metode moneter (non moneter).
Perbedaaan
ini cukup signifikan !!
Lalu
bagaimana kita dapat menentukan model translasi mata uang asing yang baik?
Keadaan
yang mendasari translasi mata uang asing sangat berbeda. Translasi dari mata
uang yang stabil ke mata uang yang tidak stabil tidaklah sama dari mata uang yang
tidak stabil ke mata uang yang stabil.
Translasi
dilakukan dengan tujuan berbeda. Melakukan translais akun-akun anak perusahaan
luar negeri dalam rangka konsolidasi akun-akun dengan perusahaan induk tidaklah
sama dengan translasi perusahaan yang independent dengan maksud memenuhi
kepentingan luar negeri.
Ada
3 pertanyann yang harus diperhatikan:
1. Apakah
menggunakan lebih dari 1 metode translasi diperbolehkan?
2. Jika
iya, metode mana yang dapat digunakan?
3. Apa
ada situasi dimana translasi tidak boleh dipergunakan?
Sejauh
ini istilah kurs nilai tukar yang sering digunakan adalah metode kurs histori
dan metode kini. Sedangkan kurs rata-rata digunakan dalam laporan L/R untuk pos
beban.
Ada
beberapa lternatif yang disarankan:
1. Kurs
pembayar deviden
2. Kurs
pasar bebas
3. Kurs
penalti
Kurs
pasar bebas lebih disukai dengan pengecualian apabila terdapat kontrol nilai
tukar yang khusus yaitu apabila beberapa jenis dana secara pasti dialokasikan
untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing yang berlaku. Maka
kurs tersebut yang harus digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar