A.
PENGERTIAN AUDITING
Pengertian
auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
pihak manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pedapat mengenai laporan kewajaran laporan
keuangan tersebut menurut Sukrisno Agoes (1996:1).
B.
HAKEKAT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN
KAS
Siklus
penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses yang diperlukan
untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang telah tersedia untuk
dijual kepada pelanggan. Siklus ini dimulai dengan permintaan oleh pelanggan
dan berakhir dengan perubahan bahan atau jasa menjadi piutang usaha, dan
akhirnya menjadi uang tunai.
Siklus
ini meliputi beberapa golongan transaksi, akun dan fungsi-fungsi usaha,
demikian pula sejumlah dokumen dan catatan ini.
Fungsi
penagihan harus memastikan seluruh penerimaan kas telah diidentifikasi dengan
pantas dan dengan segera disetor secara utuh ke bank. Banyak perusahaan
menggunakan system lockbox, dimana pembayaran dari pelanggan dikirim langsung
ke bank entitas.
Berikut
ini merupakan Perkiraan atau akun-akun utama yang terdapat pada siklus
penjualan dan penerimaan kas:
1. Penjualan
2. cadangan
dan retur penjualan
3. beban
piutang tak tertagih
4. potongan
tunai yang diambil
5. piutang
dagang
6. penyisihan
piutang tak tertagih
7. kas
di bank (debit dari penerimaan kas)
C.
FUNGSI-FUNGSI USAHA DALAM SIKLUS DAN
DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT
Pembahasan
atas fungsi yang terdapat dalam organisasi klien atas siklus penjualan dan
penerimaan kas adalah bermanfaat untuk memahami bagaimana pelaksanaan audit
dalam siklus ini. Fungsi dalam siklus penjualan dan penerimaan kas berikut ini:
1. PEMROSESAN ORDER PELANGGAN
1. PEMROSESAN ORDER PELANGGAN
Permintaan
barang oleh pelanggan merupakan titik awal keseluruhan siklus.
a. Order
pelangggan (customer order) Adalah permintaan barang dagang oleh pelanggan.
Permintaan mungkin diterima melalui telepon, surat, formulir isian yang dikirim
ke pelangggan yang ada dan yang potensial, melalui wiraniaga, atau cara yang
lain.
b. Order
penjualan (sales order) Adalah dokumen untuk mencatat transaksi, jumlah dan
informasi terkait untuk barang dipesan oleh pelangggan.
2.
PERSETUJUAN PENJUALAN SECARA KREDIT
(GRANTING CREDIT)
Sebelum
barang dikirimkan, seseorang yang berwenang dalam perusahaan harus menyetujui
penjualan secara kredit ke pelanggan atas penjualan kredit tersebut. Pada
kebanyakan perusahaan, indikasi adanya persetujuan penjualan secara kredit atas
permintaan penjualan adalah persetujuan untuk mengirim barang. Dan mengisi
formulir persetujuan kredit, jika pelanggan membeli barang secara kredit dari
klien untuk pertama kali, klien harus memiliki prosedur formal untuk
menginvestigasi kelayakan kredit dari pelanggan. Hasil dari prosedur ini
didokumentasikan dalam suatu jenis formulir persetujuan kredit.
3.
PENGIRIMAN BARANG
Fungsi
kritis ini merupakan titik pertama dari siklus ini dimana terjadi penyerahan
aktiva perusahaan. Dokumen pengiriman, biasanya salinan konosemen, diperlukan
untuk ketetapan penagihan atas pengiriman ke pelanggan. Perusahaan yang
menggunakan pencatatan persediaan perpetual juga dimuktahirkan catatannya
berdasarkan informasi pengiriman tersebut.
Dokumen
pengiriman (shipping document) Adalah dokumen yang dibuat untuk memulai
pengiriman barang, yang menunjukkan deskripsi atas barang dagang, jumlah yang
dikirim, dan data lain yang relevan. Dokumen ini biasanya juga merupakan
konosemen atau surat jalan.
4.
PENAGIHAN KE PELANGGAN DAN PENCATATAN
PENJUALAN
Penagihan
ke pelanggan merupakan alat pemberitahuan ke pelanggan mengenai jumlah yang
ditagih atas barang tersebut, dan penagihan ini harus dilaksanakan dengan benar
dan tepat waktu. Pada kebanyakan sistem, penagihan ke pelangggan mencakup
pembuatan faktur penjualan rangkap dan secara simultan memutakhirkan berkas
transaksi penjualan dan, bersama-sama dengan penerimaan kas dan aneka kredit,
memungkinkan penyiapan neraca saldo piutang usaha.
a.
Faktur penjualan (sales invoice) Adalah
dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga
termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran, dan data lain yang
relevan. Faktur penjualan merupakan cara untuk menunjukkan kepada pelanggan
mengenai jumlah penjualan dan jatuh tempo pembayaran. Faktur asli dikirim ke
pelanggan dan satu atau lebih salinan dipegang. Faktur penjualan khususnya
merupakan sumber dokumen yang memadai pengakuan pendapatan.
b.
Jurnal penjualan (sales journal) Adalah
jurnal untuk mencatat transaksi penjualan. Jurnal dihasilkan setiap waktu dari
transaksi penjualan yang terdapat dalam berkas komputer. Rincian jurnal
diposting ke berkas induk piutang usaha (account receivable master file) dan
total jurnal diposting ke buku besar oleh pembantu.
c.
Laporan ikhtisar penjualan (summary
sales report) Adalah dokumen yang dihasilkan komputer yang mengikhtisarkan
penjualan untuk satu periode. Laporan ini secara khusus berisi informasi
berdasarkan komponen kunci seperti wiraniaga, produk dan daerah penjualan.
d.
Berkas induk piutang usaha (account
receivable master file) Adalah berkas untuk mencatat setiap penjualan,
penerimaan kas, retur dan pengurangan harga penjualan untuk masing-masing
pelanggan dan mengelola saldo akun pelanggan. Berkas induk mutakhirkan
berdasarkan berkas transaksi penjualan, penjualan retur dan pengurangan harga
dan penerimaan kas.
e.
Neraca saldo piutang usaha (account
receivable trial balance) Adalah daftar jumlah terhutang oleh pelanggan pada
waktu tertentu. Neraca saldo ini disiapkan langsung dari berkas induk piutang
usaha.
f.
Laporan bulanan (monthly statment)
Adalah dokumen yang dikirim kepada tiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal
piutang usaha, jumlah dan tanggal tiap penjualan, penerimaan pembayaran tunai,
nota kredit yang diterbitkan dan saldo akhir.
5.
PEMROSESAN DAN PENCATATAN PENERIMAAN KAS
Dalam
pemrosesan dan pencatatan peneimaan kas,
perhatian utama adalah kemungkinan dicuri. Pertimbangan paling utama dalam
penanganan penerimaan kas adalah seluruh kas harus harus disetor ke bank dalam
jumlah yang benar dengan tepat waktu dan dicatat diberkas transaksi penerimaan
kas, yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas yang memutakhirkan
berkas induk piutang usaha.
a. Nota
pembayaran (remittance advice) Adalah dokumen yang menyertai faktur penjualan
yang dikirim ke pelanggan dan dikembalikan ke penjual dengan pembayaran tunai.
Nota pembayaran digunakan untuk memungkinkan penyetoran kas dengan segera dan
untuk memperbaiki pengendalian atas penyimpangan aktiva.
b. Daftar
penerimaan kas yang disiapkan sebelumnya (prelisting of cash receipt) Adalah
daftar yang dibuat oleh orang yang independen pada saat kas diterima. Ini
digunakan untuk memverikasi apakah kas yang diterima telah dicatat dan
disetorkan dengan jumlah yang benar dan tepat waktu.
c. Jurnal
penerimaan kas (cash receipt journal) Adalah jurnal untuk mencatat penerimaan
kas hasil dari pelanggan, penjualan tunai, dan penerimaan kas yang lain. Jurnal
ini dapat dihasilkan dengan kapan saja berdasarkan transaksi penerimaan kas
yang terdapat dalam berkas komputer.
6.
PEMROSESAN DAN PENCATATAN RETUR DAN PENGURANGAN
HARGA PENJUALAN
Nota
kredit biasanya dibuat untuk pengembalian dan pengurangan harga dalam rangka
pengendalian dan memudahkan pencatatan. Bagi perusahaan dengan transaksi retur
dan potongan penjualan yang jumlahnya sedikit atau tidak material, auditor
dapat memutuskan untuk hanya peroleh pemahaman bagaimana transaksi tersebut
diproses dan tidak melakukan pengujian pengendalian. Prosedur analitis
substantif dapat digunakan untuk memberikan bukti yang mencukupi atas kewajaran
akun retur dan pengurangan harga penjualan.
a. Nota
kredit (credit memo) Adalah dokumen yang berisi pengurangan jumlah yang ditagih
dari pelanggan karena adanya pengembalian barang atau pengurangan harga.
Seringkali bentuknya sama dengan faktur penjualan, tetapi mengakibatkan pengurangan
piutang usaha bukan penambahan.
b. Jurnal
retur dan pengurangan harga penjualan (sales return allowance journal) Adalah
jurnal untuk mencatat retur dan pengurangan harga penjualan. Berfungsi sama
seperti jurnal penjualan.
7.
PENGHAPUSAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Dengan
mengabaikan agresivitas bagian penjualan, adalah tidak bisa kalau pelanggan
tidak membayar tagihannya. Kalau perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah
akan tidak tertagih, jumlah tersebut harus dihapuskan. Akuntansi yang pantas
mensyaratkan penyesuaian atas piutang tak tertagih ini.
Nota
persetujuan penghapusan piutang (uncolleciible account authorization form)
Adalah dokumen yang digunakan dalam perusahaan, yang menunjukkan kewenangan
untuk menghapuskan piutang usaha menjadi tak tertagih.
8.
PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Penyisihan
piutang tak tertagih harus cukup untuk mencerminkan bagian dari penjualan
periode sekarang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dimasa depan. Pada
kebanyakan perusahaan penyisihan menggambarkan nilai sisa, hasil dari
penyisihan akhir periode oleh manajeman atas perhitungan piutang tak tertagih.
D. TUJUAN AUDIT BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI, PENGENDALIAN KUNCI, PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIVE ATAS TRANSAKSI UNTUK PENERIMAAN
KAS
Ikhtisar metodologi untuk penjualan
adalah sebagai berikut:
1.
Pengendalian intern kunci
Pengendalain ini dirancang untuk memenuhi keenam
tujuan audit berkait transaksi. Sumber pengendalian adalah pengendalian matrik
risiko pengendalian.
2.
Pengujian atas pengendalian
Untuk setiap pengendalian intern, auditor merancang
pengujian atas pengendalian untuk menguji efektifitasnya.
3.
Pengujian substantif atas transaksi
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan
apakah ada kesalahan moneter atau penyimpangan dalam transaksi penjualan.
Penentuan
Resiko Bawaan
Penentuan
atas kemungkinan pengaruh dari faktor-faktor resiko bawaan adalah salah satu
masukan pada resiko salah saji material. Empat factor resiko bawaan yang dapat
mempengaruhi proses pendapatan adalah sebagai berikut :
1.
Faktor-faktor yang terkait dengan
industri
Faktor-faktor seperti profitabilitas dan
kesalahan industri dan kesehatan industri dimana perusahaan beroperasi, tingkat
kompentisi dalam industri, dan tingkat perubahan teknologi industri
mempengaruhi potensi salah saji dalam laporan keuangan.faktor ini berpengaruh
langsung pada penentuan auditor atas resiko bawaan untuk berbagai asersi
seperti otorisasi dan akurasi.
2.
Kompleksitas dan perdebatan atas
persoalan penagkuan pandapatan
Bagi kebanyakan entitas, pengakuan
pendapatan bukan merupakan masalah besar karena pandapatan diakui pada
saatproduk dikirimkan atau jasa diberikan. Akan tetapi, pada beberapa entitas
pengakuan pengakuan pendapatan dapat mngakibatkan perhitungan yang kompleks.
3.
Kesulitan audit atas transaksi dan saldo
akun
Penyisihan atas piutang tak tertagih
dapat menjadi sulit umtuk diaudit karena subjektifitas dalam penetapaan
nilainya. Oleh karena itu estimasi atas akun ini memengaruhi secara langsung
penilaian piutang dalam laporan keuangan. Resiko bawaan atas salah saji
material dalam mengestimasi penyisihan juga dipengaruhi berbagai factor seperti
kompleksitas pelanggan dan keandalan data yang tersedia untuk menguji akun
penyisihan.
4.
Salah saji terdeteksi dalam audit
periode sebelumnya
Keberadaan salah saji dalam audit
periode sebelumnya merupakan indicator yang baik bahwa akan terdapat salah saji
dalam audit periode berjalan. Dengan kelanjutan perikatan, auditor memiliki
hasil audit periode sebelumnya yang dapat membantu dan menentukan kemungkinan
salah saji.
Langkah
utama dalam menetapkan resiko pengendalian bagi proses pendapatan:
1. Memahami
dan mendokumentasikan proses pendapatan berdasarkan pendekatan ketergantungan
2. Merencanakan
dan melaksanakan pengujian pengendalian atas transaksi pendapatan
3. Menetapkan
dan mendokumentasikan resiko pengendalian atas proses pendapatan.
E.
AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN (PENJUALAN
KREDIT)
Siklus
pendapatan terdiri dari sistem penjualan kredit, sistem penjualan tunai, sistem
retur penjualan, dan sistem penghapusan piutang. Berikut ini menguraikan secara
rinci perancangan program audit untuk pengujian pengendalian atas berbagai
sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan, yaitu sistem
penjualan kredit, sistem penjualan tunai, sistem retur penjualan, sistem
pencadangan kerugian piutang, dan sistem penghapusan piutang.
Perancangan
program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan kredit
dilaksanakan melalui lima tahap berikut ini:
1. Pemahaman
atas sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi penjualan kredit.
2. Penentuan
kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi
penjualan kredit.
3. Penentuan
aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah saji
potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi penjualan kredit.
4. Penentuan
prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian.
5. Penyusunan
program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan kredit.
Pada
tahap “pemahaman atas sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi,”
untuk sistem informasi akuntansi penjualan kredit diuraikan, yaitu (1) fungsi
terkait, (2) dokumen, (3) catatan akuntansi, (4) bagan alir sistem informasi
akuntansi.
Hasil
pelaksanaan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan
kredit didokumentasikan oleh auditor dalam kertas kerja sebagai bagian dari
pelaksanaan standar pekerjaan lapangan kedua: “Pemahaman memadai atas
pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”.
F
AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN (PENJUALAN
TUNAI)
Perancangan
program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan tunai
dilaksanakan melalui lima tahap berikut ini:
1. Pemahaman
atas sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi penjualan tunai.
2. Penentuan
kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi
penjualan tunai.
3. Penentuan
aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah saji
potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi penjualan tunai.
4. Penentuan
prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian.
5. Penyusunan
program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan tunai.
Pada
tahap “pemahaman atas sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi,”
untuk sistem informasi akuntansi penjualan tunai diuraikan, yaitu (1) fungsi
terkait, (2) dokumen, (3) catatan akuntansi, (4) bagan alir sistem informasi
akuntansi.
Program
audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan tunai disusun berdasarkan
sistem penjualan tunai .
Hasil
pelaksanaan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan
tunai didokumentasikan oleh auditor dalam kertas kerja sebagai bagian dari
pelaksanaan standar pekerjaan lapangan kedua: “Pemahaman memadai atas
pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”.
C.
PROSEDUR PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN
TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
1. Keterjadiaan
Transaksi salah satu yang menjadi perhatian auditor pada saat mempertimbangkan
asersi keterjadian adalah bahwa penerimaaan kas dicatat tetapi tidak disetorkan
ke bank klien. Pemisahan tugas yang layak antara fungsi penerimaan kas dan
fungsi piutang usaha adalah salah satu prosedur pengendalian yang dapatmencegah
salah saji tersebut. Pengendalian kuat lain yang dapat mencegahsalh saji
tersebut adalah system lockbox, dengan system ini penerimaan kas dari pelanggan
dikirim secara langsung ke bank klie, sehingga mencegah pegawai perusahaan
memiliki akses terhadap kas.
2. Kelengkapan
Transaksi Penerimaan Kas, salah saji utama yang berhubungan dengan asersi
kelengkapan adalah kas atau dicuri atau hilang sebelum dicatat dalam pencatatan
penerimaan kas. Pengendalian tambahan adalah rekonsiliasi dari penerimaan kas
harian dengan jumlah yang dibukukan kea kun pelanggan pada buku besar pembantu
piutang usaha.
3. Otorisasi
Diskon Tunai, Persyaratan perdagangan biasanya memasukkan potongan untuk
pembayaran dalam suatu periode tertentu untuk membujuk pelanggan agar melakukan
pembayaran tepat waktu.
4. Akurasi
Terhadap Kas , pengujiaan pengendaliannya termasuk memeriksa dan menguji
berbagai rekonsiliasi yang terjadi sebagai bagian dari proses pendapat. Salah
saji utama lainnya yang dapat terjadi untuk asersi akurasi adalah penerimaan
kas dibukukan pada akun pelanggan atau akun buku besar yang salah.
5. Pisah
Batas Transaksi Penerimaan Kas, jika klien menggunakan system lockbox atau kas disetor
secara harian ke bank klien, maka terdapat kemungkinan kecil bahwa kas dicatat
pada periode yang salah.
6. Klasifikasi
Penerimaan Kas, perhatiaan auditor pada penerapan kode akun yang sesuai untuk
setiap penerimaan kas individu terutama kas dari sumber yang tidak bias,
seperti penjualan barang sisa, wesel tagih, dan pendapatan dari penjualan
peralatan.
Sippp banget,...
BalasHapustks informasinya...
gw ikut copas untuk bahan audit sales & marketing
salam,
Ino